Tuesday, January 4, 2011

BAB IV PERKEMBANGAN KECERDASAN PESERTA DIDIK


A.    PENGERTIAN INTELEK PESERTA DIDIK
Pengertian mengenai intelek adalah kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti. Inteligensi merupakan kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan untuk memperoleh pengetahuan dan mengamalkan pengetahuan tersebut dalam hubungannya dengan lingkungannya. Inteligensi meliputi pengalaman-pengalaman, pengertian, tingkah laku dan pola-pola baru yang dipergunakan secara efektif.
William Stern mengemukakan bahwa inteligensi merupakan suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penguasaan fungsi berpikir. Binet berpendapat bahwa inteligensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan diwarisi dan dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batasan-batasan tertentu lingkungan tutur berperan dalam pembentukan kemampuan inteligensi.
Dari beberapa pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan yang akan menjelaskan ciri-ciri inteligensi:
a.       Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir.
b.      Inteligensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan pemecahan lingkungan masalah yang timbul dari
padanya.
B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELIGENSI
a.       Pengaruh faktor bawaan
Individu-individu yang berasal dari IQ yang berkorelasi tinggi akan sangat mempengaruhi inteligensi individu tersebut.
b.      Pengaruh faktor lingkungan
Selain faktor bawaan, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak terlepas dari otak. Dengan kata lain, perkembangan organik otak akan sangat mempengaruhi tingkat inteligensi seseorang. Di pihak lain, perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu, ada hubungan antara pemberian makanan yang bergizi dengan inteligensi seseorang. Pengaruh rangsangan intelektual yang memberi pengalaman (eksperiential resources) seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain.
STABILITAS INTELIGENSI DAN IQ
a.    Inteligensi merupakan konsep umum tentang kemampuan berpikir individu.
b.    IQ adalah hasil tes inteligensi
Perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan organik otak seseorang. Oleh karena itu, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan otak, maka pada masa-masa pertumbuhan (kurang lebih usia sampai 20 tahun) masih terjadi peningkatan inteligensi. Setelah itu terjadi masa stabil, kemudian sejalan dengan kemunduran itu terjadi masa stabil, kemudian sejalan dengan kemunduran organis otak, akan terdapat kecenderungan menurun.
Berdasarkan perhatian David Wechsler (dalam Irwanto, 1994) stabilitas IQ puncaknya pada usia sekitar tahun, dan pada usia 25 - 30 tahun mulai menurun dan terus menurun.
PENGUKURAN INTELIGENSI
Pada tahun 1904 Alfred Binet dan Theodor Simon, dua orang psikolog Perancis telah mempelajari kecerdasan di salah satu lembaga pendidikan di Paris untuk merancang alat evaluasi yang dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas khusus (siswa-siswa yang kurang pandai). Tes ira disebut test Binet-Simon.
Mula-mula IQ diperhitungkan dengan membandingkan "umur mental (Mental Age = MA) dengan umur kronologis (Chronological AGE = CA)". Apabila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya pada individu seumur dia saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1 (satu). Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Bila MA lebih tinggi dari CA, akan diperoleh skor lebih tinggi dari 100 (yang mengindikasi kemajuan intelektual). Sebaliknya bila MA lebih rendah dari CA, akan diperoleh skor kurang dari 100 (yang mengindikasikan keterbelakangan mental).

Rumus:      

Penggolongan IQ
Interval IQ
Penggolongannya
Diatas 180
         Genius/Luar biasa
140-179
         Gifted, tidak Genius tetapi menonjol dan populer
130 -139
         Cerdas Sekali/Sangat superior (genius)
120 -129
         Cerdas/Superior
110 -119
         Pandai
90-109
         Rata-rata (average) atau sedang *
80-89
         Bodoh (dull = lambat belajar)
70-79
         Batas bisa diajar (Inferior)
50-69
         Moron/ Dibil -
20-49
         Embisil
0-19
•    Idiot
Jenjang Pendidikan tertinggi yang dapat dicapai dengan tingkat kecerdasan tertentu adalah sebagai berikut :
1.                  110 keatas     - Perguruan Tinggi
2.                  90(sedang)      - SMU
3.                  80-89 (bodoh) - SLTP(kelas I kadang kelas H)
4.                  70-79 (Inferior) - SD (kelas IV, kadang Kelas V)
5.                  60-69  (Moron)-SD Kelas III
6.                  50 - 59 (moron) - SD (kelas I, kadang Kelas H)
7.                  Dibawah 50 (Imbisil dan Idiot) - SD (tidak dapat ditempuh)
C.    KECERDASAN INTELIGENSI DAN BAKAT
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan spesifik ini memberikan suatu kondisi yang memungkinkan individu untuk mencapai pengetahuan, kecakapan, keterampilan yang dicapai melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat (aptitude). Bakat tidak dapat terlihat melalui tes inteligensi, tetapi melalui tes bakat secara tersendiri.
D.    HUBUNGAN INTELEKTUAL DENGAN TINGKAH LAKU
      Kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang kepada kejadian dan peristiwa yang tidak konkret, misalnya pilihan pekerjaan, pilihan pasangan hidupnya, dan lainnya, yang sebenarnya masih jauh di depannya. Kemampuan abstraksi para remaja akan berperan dalam perkembangan pribadinya, tentu saja corak perilaku pribadi di hari depan dan corak tingkah lakunya sekarang pasti berbeda.
      Disamping itu pengaruh egosentris masih terlihat pada pikiran anak seperti berikut ini
         Cita-cita dan Sejauh manakah idéalisme yang baik, selalu menitikberatkan pada pikiran sendiri tanpa memikirkan akibatnya, dan tanpa memikirkan jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan.
         Kurang menghargai pendapat orang lain, karena pandangan dan penilaian terhadap dirinya sendiri dianggap sama dengan orang lain.
E.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK
         perkembangan inteligensi dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar, sejauh mana dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan? Bagaimana sifat inteligensi itu ? apakah inteligensi merupakan faktor bakat ? Adalah pandangan yang sangat keliru jika IQ bisa ditingkatkan. Menurut Andi Mapiare (1982), mengetengahkan hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek antara lain:
         Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
         Banyaknya pengalaman-pengalaman dan Iatihan-Iatihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional (sebanding atau seimbang).
         Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menarik kesimpulan yang benar.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek adalah seperti berikut ini :
1.        Pengaruh pengalaman :
Bahwa anak-anak yang pernah mengikuti pra-sekolah (misalnya Taman Kanak-Kanak) menunjukkan perbedaan kemajuan belajar atau "gained" yang lebih baik dari pada anak-anak yang tidak pernah mengalaminya.
2.      Pengaruh lingkungan :
Beberapa pendataan yang telah dilakukan terbukti bahwa: semakin tinggi kualitas  lingkungan rumah, mendorong semakin tinggi pula IQ anak.
Penelitian ini menemukan 3 unsur penting dalam keluarga yang amat berpengaruh, yaitu :
·             Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
·             Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima oleh anak dari orang tua atau prestasi akademiknya.
·             Harapan orang tua akan prestasi akademik anaknya

F.     BAKAT KHUSUS
Dalam bidang tertentu manusia mungkin menunjukkan keunggulannya dîbandingkan dengan orang lain. Oleh sebab itu, program pendidikan yang dirancang tidak hanya memperhatikan kemampuan untuk belajar saja, tetapi perlu pula diperhitungkan kecakapan khusus atau bakat yang dimiliki peserta didik.
Jadi, apakah sebetulnya yang disebut dengan istilah ''bakat" atau aptitude"? bagaimana dengan kemampuan (ability)?. Bagaimana dengan kapasitas (capacity), serta "insting"? Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimana yang akan datang.
Jadi, pengertian bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektuai umum) maupun bakat khusus (bakat akademis). Bakat khusus atau talent disini dimaksudkan seseorang yang mempunyai kemampuan bawaan untuk bidang tertentu, misalnya bakat menggambar, menyanyi dan sebagainya (Conny Semiawan, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus :
Adapun sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, atau mengapa seseorang tidak dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal ?
·      Anak itu sendiri: artinya anak kurang berminat untuk mengembangkan bakatnya atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi dan mungkin mempunyai kesulitan pribadi terhadap pengembangan dirinya.
·      Lingkungan anak: orang tua kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan, atau bisa juga ekonomi tinggi tetapi bakat khusus anak tidak diperhatikan oleh orang tuanya.
G.    UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS DAN IMPLIKASINYA
Bagaimana kita dapat mengenal, mengidentifikasi para remaja yang mempunyai bakat khusus? Bagaimana karakteristik atau ciri-ciri mereka? Alat-alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui bakat-bakat khusus mereka? Semua informasi ini diperlukan sebelum dilakukan upaya pengembangan bakat-bakat khusus peserta didik tersebut.

 Sebagai contoh: orang tua diminta memberi keterangan tentang butir-butir berikut ini :
·         hobi dan minat-minat yang khusus
·         jenis buku yang disenangi
·         masalah dan kebutuhan khusus
·         prestasi unggul yang pernah dicapai
·         pengalaman-pengalaman khusus
·         kegiatan kelompok yang disenangi
·         kegiatan mandiri yang disenangi
·         sikap anak kepada sekolah/ guru
·         cita-cita untuk masa depan
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat mempupuk bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis apabila :
·      Pendidik dapat menerima sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu.
·      Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa "dinilai" oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
·      Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami perrrikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melfliat dari sudut pandang anak serta dalam suasana seperti ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.
Anak akan merasa kebebasan psikologis apabila orang tua dan guru memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan atas perasaan-perasaannya. Kecuali pendidikan hendaknya berfungsi mengembang bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulan pengetahuan yang bersifat skolastik (yang mengenai pelajaran). Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membentuk remaja untuk dapat menentukan pilihannya yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya.

No comments:

Post a Comment