Tuesday, January 4, 2011

BAB V PERKEMBANGAN SOSIAL, PRIBADI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KBM


A.    PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya   tingkat  hubungan   antar  manusia   sehubungan   dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
·      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: faktor keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
a.    Keluarga
Keluarga merapakan lingkungan pertama dan ntama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya.
b.    Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses memberi dan menerima pendapat orang Iain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
b.    Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
c.       Pendidikan:
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
d.      Kapasitas mental (emosi dan inteligensi) :
kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal seperti kemampuan belajar, memecahkan, dan berbahasa. Perkembangan emosi sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan bahasa yang baik.
B.     PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulan atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/ kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan., karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat komunikasi, baik secara lisan, tertulis, maupun dengan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
1.  Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Berbahasa   terkait   erat   dengan   kondisi   pergaulan.   Oleh   sebab   itu perkembangannya dipengaruhi oleh faktor :
a.    Umur anak
b.    Kondisi Lingkungan
c.    Kecerdasan
d.   Status sosial ekonomi keluarga  
e.    Kondisi fisik
2.    Pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini pula yang mengakibatkan sulirnya berkomunikasi.
3.    Upaya pengembangan kemampuan berbahasa dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan, akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pola itu sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku surat kabar, majalah dan lain-lain hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.
D. PERKEMBANGAN EMOSI
Gejala-gejala emosional seperti: marah, takut, bangga dan rasa malu, cita dan benci, harapan dan rasa putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik.
1.    Pengertian emosi :
Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu seperti :perasaan senang dan tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang yang selalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut "warna efektif ". Warna efektif itu kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, atau kadang-kadang tidak jelas (samar-samar). Dalam hal warna efektif yang kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah sehingga perasaan seperti ini disebut "emosi".
Emosi dan perasaan adalah dua haï yang berbeda. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa  :  emosi adalah perasaan yang tidak dapat dikendalikan. Sedangkan perasaan adalah suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam dirinya. Bagaimana dri-dri khas emosi ? pada saat emosi terjadi, sering kali terjadi perubahan-perubahan pada fïsik, antara Iain berupa :
·      Reaksi elektris pada kulit meningkat, sehingga kelihatan marah.
·      Peredaran darah bertambah cepat bila marah.
·      Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut.
·      Pernapasan bernapas panjang bila kecewa.
·      Pupil mata membesar bila marah.
·      Liur mengering kalau takut/tegang.
·      Bulu roma berdiri kalau takut
·      Pencernaan mencret-mencret kalau tegang.
·      Otot terjadi tegang dan bergetar.
2.    Karakteristik perkembangan emosi :
 Jenis emosi yang secara normal adalah : cinta, kasih. Sayang, gembira, amarah, takut dan cernas, cemburu, dan sedih.
a.    Cinta, kasih dan sayang :
Cinta, adalah suatu perasaan suka sekali, perasaan terpikat antara laki-laki dan perempuan yang kadang-kadang didasari oleh nafsu. Kasih,  adalah suatu perasaan yang ada pada diri seseorang untuk menyayangi sesamanya seperti menyayangi diri sendiri. Sayang, adalah suatu perasaan penyelesaian yang disertai oleh rasa rindu sebagai aktualisasi rasa kasih.
b.    Marah dan permusuhan :
Rasa marah merupakan realitas yang mempertajam tuntutan dan pemilikan minât, yang mengakibatkan peredaran darah bertambah cepat, otot menjadi tegang dan bergetar.
Ada 4 macam yang perlu diperhatikan dalam hal marah dan permusuhan seperti berikut ini :
1.         Marah merupakan upaya individu untuk melindungi haknya agar bisa bebas dari ketergantungan nya dan menjamin hubungannya dengan pihak lain.
2.         Perlu pula disadari sisa-sisa kemarahan itu dapat terjadi menjadi permusuhan dalam bentuk : dendam, kesedihan, prasangka atau kecenderungan untuk merasa tersiksa. Sikap-sikap permusuhan itu tumbuh karena saling curiga dan tidak bersahabat.
3.         Kemarahan dan permusuhan, dapat timbul oleh rasa cemburu, baik cemburu karena cinta maupun kecemburuan sosial.
4.         marah dapat terjadi karena diri sendiri tidak dapat merealisasi apa yang ingin dicapai.
A.  PERKEMBANGÀN NILAL MORAL DAN SIKAP
a.      Pengertian nilai, moral dan peserta didik :
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku di masyarakat, misalnya adat kebiasaan, sopan santun dan sebagainya. Jadi, sopan santun, adat dan kebiasaan serta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang hidup menjadi pegangan seseorang dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia dalam hubungannya hidup dengan negara dan dengan sesama warga negara.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti yang tercantum di dalam sila "kemanusiaan yang adil beradap" sebagai berikut :
1.              Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2.              Mengembangkan sikap tenggang rasa.
3.              Tidak semena-mena terhadap orang lain, berani membela kebenaran dan keadilan, dan sebagainya.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk, perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.
Nilai-nilai kehidupan sebagai norma dalam masyarakat senantiasa menyangkut persoalan antara baik dan buruk, jadi berkaitan dengan moral. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap suatu hal. Dengan demikian, keterkaitan antara nilai, moral, sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengalaman nilai-nilai
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap:
Perkembangan enternalisasi nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggap nya sebagai model.
Perkembangan moral dipandang sebagai proses internasionalisasi norma-norma masyarakat dan di pandang sebagai kematangan dari sudut organik biologik. Menurut psikonalisis, moral dan nilai menyatu dalam konsep "super ego". Super ego dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-Iarangan atau perintah-perintah yang datang dari Iuar (terutama dari orang tua).
Didalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu ternyata bahwa faktor lingkungan memang peranan penting dalam pembentukan moral. Maka jelas sifat dan sifat lingkungan terhadap nilai hidup tertentu dan moral makin kuat pula pengaruhnya untuk membentuk (atau meniadakan) tingkah laku yang sesuai.
c.       Upaya pengembangan nilai, moral dan sikap, serta implikasi nya dalam
penyelenggaraan pendidikan :
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral dan sikap adalah :
(1)          Menciptakan komunikasi : didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan moral.
(2)          Menciptakan lingkungan yang serasi : seseorang yang mempelajari nilai hidup, moral tertentu, kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah Iaku sebagai pencerminan nilai hidup itu.
A.    PERKEMBANGAN PRIBADIPESERTA DIDIK
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi :
a.        Pengaruh status sosial ekonomi .
b.       Pengaruh faktor keturunan.
c.        Pengaruh faktor lingkungan.
d.       Pengaruh faktor pembawaan dan lingkungan
2.      Perbedaan individu dalam perkembangan pribadi :
Lingkungan kehidupan sosial budaya yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia amatlah kompleks dan heterogen.
3.      Pengaruh perkembangan kehidupan pribadi terhadap tingkah laku :
Kehidupan merupakan rangkaian yang berkesinambungan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan.
4.      Upaya pengembangan kehidupan pribadi :
Kehidupan kepribadian merupakan rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan,  perlu dipersiapkan dengan baik.


B.     IMPLIKASINYA PERKEMBANGAN SOSIAL, KEPRIBADIAN TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1.            Perhatian guru perlu di arahkan kepada kemampuan siswa didalam penyelenggaraan pendidikan sehingga terdapat pangkuan terhadap kemampuan, terhadap kepercayaan, kebebasan dan semacamnya.
2.            Guru perlu memberi pengarahan akademis yang sesuai dengan kemampuan, minât dan bakat siswa, maupun terhadap jenis pekerjaan sesuai dengan keterampilan peserta didik. Di samping itu, perlu pula diberi bimbingan praktis sesuai dengan lapangan kerja yang dibutuhkan di dalam masyarakat, serta bimbingan perkawinan.
3.            Perlu juga diperhatikan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan kerja di masyarakat atau yang menjamin pekerjaan setelah siswa tamat $ulus).
4.            Perlu pula diperhatikan pendidikan tentang nilai kehidupan untuk lebih mengenal norma kehidupan sosial masyarakat, melalui organisasi pemuda, pertemuan secara periodik dengan orang tua siswa, serta pemantapan pendidikan agama.
5.            Perlu pula diperhatikan tentang muatan lokal yang harus ditampilkan (khususnya SD). Isi muatan lokal haruslah secara selektif, yang benar-benar dapat memberi bekal apabila siswa tidak melanjutkan lagi. Keterampilan yang diperoleh melalui muatan lokal dapat memberi jaminan kelangsungan hidup di masyarakat.

BAB IV PERKEMBANGAN KECERDASAN PESERTA DIDIK


A.    PENGERTIAN INTELEK PESERTA DIDIK
Pengertian mengenai intelek adalah kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti. Inteligensi merupakan kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan untuk memperoleh pengetahuan dan mengamalkan pengetahuan tersebut dalam hubungannya dengan lingkungannya. Inteligensi meliputi pengalaman-pengalaman, pengertian, tingkah laku dan pola-pola baru yang dipergunakan secara efektif.
William Stern mengemukakan bahwa inteligensi merupakan suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penguasaan fungsi berpikir. Binet berpendapat bahwa inteligensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan diwarisi dan dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batasan-batasan tertentu lingkungan tutur berperan dalam pembentukan kemampuan inteligensi.
Dari beberapa pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan yang akan menjelaskan ciri-ciri inteligensi:
a.       Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir.
b.      Inteligensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan pemecahan lingkungan masalah yang timbul dari
padanya.
B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELIGENSI
a.       Pengaruh faktor bawaan
Individu-individu yang berasal dari IQ yang berkorelasi tinggi akan sangat mempengaruhi inteligensi individu tersebut.
b.      Pengaruh faktor lingkungan
Selain faktor bawaan, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak terlepas dari otak. Dengan kata lain, perkembangan organik otak akan sangat mempengaruhi tingkat inteligensi seseorang. Di pihak lain, perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu, ada hubungan antara pemberian makanan yang bergizi dengan inteligensi seseorang. Pengaruh rangsangan intelektual yang memberi pengalaman (eksperiential resources) seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain.
STABILITAS INTELIGENSI DAN IQ
a.    Inteligensi merupakan konsep umum tentang kemampuan berpikir individu.
b.    IQ adalah hasil tes inteligensi
Perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan organik otak seseorang. Oleh karena itu, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan otak, maka pada masa-masa pertumbuhan (kurang lebih usia sampai 20 tahun) masih terjadi peningkatan inteligensi. Setelah itu terjadi masa stabil, kemudian sejalan dengan kemunduran itu terjadi masa stabil, kemudian sejalan dengan kemunduran organis otak, akan terdapat kecenderungan menurun.
Berdasarkan perhatian David Wechsler (dalam Irwanto, 1994) stabilitas IQ puncaknya pada usia sekitar tahun, dan pada usia 25 - 30 tahun mulai menurun dan terus menurun.
PENGUKURAN INTELIGENSI
Pada tahun 1904 Alfred Binet dan Theodor Simon, dua orang psikolog Perancis telah mempelajari kecerdasan di salah satu lembaga pendidikan di Paris untuk merancang alat evaluasi yang dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas khusus (siswa-siswa yang kurang pandai). Tes ira disebut test Binet-Simon.
Mula-mula IQ diperhitungkan dengan membandingkan "umur mental (Mental Age = MA) dengan umur kronologis (Chronological AGE = CA)". Apabila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya pada individu seumur dia saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1 (satu). Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Bila MA lebih tinggi dari CA, akan diperoleh skor lebih tinggi dari 100 (yang mengindikasi kemajuan intelektual). Sebaliknya bila MA lebih rendah dari CA, akan diperoleh skor kurang dari 100 (yang mengindikasikan keterbelakangan mental).

Rumus:      

Penggolongan IQ
Interval IQ
Penggolongannya
Diatas 180
         Genius/Luar biasa
140-179
         Gifted, tidak Genius tetapi menonjol dan populer
130 -139
         Cerdas Sekali/Sangat superior (genius)
120 -129
         Cerdas/Superior
110 -119
         Pandai
90-109
         Rata-rata (average) atau sedang *
80-89
         Bodoh (dull = lambat belajar)
70-79
         Batas bisa diajar (Inferior)
50-69
         Moron/ Dibil -
20-49
         Embisil
0-19
•    Idiot
Jenjang Pendidikan tertinggi yang dapat dicapai dengan tingkat kecerdasan tertentu adalah sebagai berikut :
1.                  110 keatas     - Perguruan Tinggi
2.                  90(sedang)      - SMU
3.                  80-89 (bodoh) - SLTP(kelas I kadang kelas H)
4.                  70-79 (Inferior) - SD (kelas IV, kadang Kelas V)
5.                  60-69  (Moron)-SD Kelas III
6.                  50 - 59 (moron) - SD (kelas I, kadang Kelas H)
7.                  Dibawah 50 (Imbisil dan Idiot) - SD (tidak dapat ditempuh)
C.    KECERDASAN INTELIGENSI DAN BAKAT
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan spesifik ini memberikan suatu kondisi yang memungkinkan individu untuk mencapai pengetahuan, kecakapan, keterampilan yang dicapai melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat (aptitude). Bakat tidak dapat terlihat melalui tes inteligensi, tetapi melalui tes bakat secara tersendiri.
D.    HUBUNGAN INTELEKTUAL DENGAN TINGKAH LAKU
      Kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang kepada kejadian dan peristiwa yang tidak konkret, misalnya pilihan pekerjaan, pilihan pasangan hidupnya, dan lainnya, yang sebenarnya masih jauh di depannya. Kemampuan abstraksi para remaja akan berperan dalam perkembangan pribadinya, tentu saja corak perilaku pribadi di hari depan dan corak tingkah lakunya sekarang pasti berbeda.
      Disamping itu pengaruh egosentris masih terlihat pada pikiran anak seperti berikut ini
         Cita-cita dan Sejauh manakah idéalisme yang baik, selalu menitikberatkan pada pikiran sendiri tanpa memikirkan akibatnya, dan tanpa memikirkan jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan.
         Kurang menghargai pendapat orang lain, karena pandangan dan penilaian terhadap dirinya sendiri dianggap sama dengan orang lain.
E.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK
         perkembangan inteligensi dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar, sejauh mana dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan? Bagaimana sifat inteligensi itu ? apakah inteligensi merupakan faktor bakat ? Adalah pandangan yang sangat keliru jika IQ bisa ditingkatkan. Menurut Andi Mapiare (1982), mengetengahkan hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek antara lain:
         Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
         Banyaknya pengalaman-pengalaman dan Iatihan-Iatihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional (sebanding atau seimbang).
         Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menarik kesimpulan yang benar.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek adalah seperti berikut ini :
1.        Pengaruh pengalaman :
Bahwa anak-anak yang pernah mengikuti pra-sekolah (misalnya Taman Kanak-Kanak) menunjukkan perbedaan kemajuan belajar atau "gained" yang lebih baik dari pada anak-anak yang tidak pernah mengalaminya.
2.      Pengaruh lingkungan :
Beberapa pendataan yang telah dilakukan terbukti bahwa: semakin tinggi kualitas  lingkungan rumah, mendorong semakin tinggi pula IQ anak.
Penelitian ini menemukan 3 unsur penting dalam keluarga yang amat berpengaruh, yaitu :
·             Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
·             Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima oleh anak dari orang tua atau prestasi akademiknya.
·             Harapan orang tua akan prestasi akademik anaknya

F.     BAKAT KHUSUS
Dalam bidang tertentu manusia mungkin menunjukkan keunggulannya dîbandingkan dengan orang lain. Oleh sebab itu, program pendidikan yang dirancang tidak hanya memperhatikan kemampuan untuk belajar saja, tetapi perlu pula diperhitungkan kecakapan khusus atau bakat yang dimiliki peserta didik.
Jadi, apakah sebetulnya yang disebut dengan istilah ''bakat" atau aptitude"? bagaimana dengan kemampuan (ability)?. Bagaimana dengan kapasitas (capacity), serta "insting"? Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimana yang akan datang.
Jadi, pengertian bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektuai umum) maupun bakat khusus (bakat akademis). Bakat khusus atau talent disini dimaksudkan seseorang yang mempunyai kemampuan bawaan untuk bidang tertentu, misalnya bakat menggambar, menyanyi dan sebagainya (Conny Semiawan, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus :
Adapun sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, atau mengapa seseorang tidak dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal ?
·      Anak itu sendiri: artinya anak kurang berminat untuk mengembangkan bakatnya atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi dan mungkin mempunyai kesulitan pribadi terhadap pengembangan dirinya.
·      Lingkungan anak: orang tua kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan, atau bisa juga ekonomi tinggi tetapi bakat khusus anak tidak diperhatikan oleh orang tuanya.
G.    UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS DAN IMPLIKASINYA
Bagaimana kita dapat mengenal, mengidentifikasi para remaja yang mempunyai bakat khusus? Bagaimana karakteristik atau ciri-ciri mereka? Alat-alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui bakat-bakat khusus mereka? Semua informasi ini diperlukan sebelum dilakukan upaya pengembangan bakat-bakat khusus peserta didik tersebut.

 Sebagai contoh: orang tua diminta memberi keterangan tentang butir-butir berikut ini :
·         hobi dan minat-minat yang khusus
·         jenis buku yang disenangi
·         masalah dan kebutuhan khusus
·         prestasi unggul yang pernah dicapai
·         pengalaman-pengalaman khusus
·         kegiatan kelompok yang disenangi
·         kegiatan mandiri yang disenangi
·         sikap anak kepada sekolah/ guru
·         cita-cita untuk masa depan
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat mempupuk bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis apabila :
·      Pendidik dapat menerima sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu.
·      Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa "dinilai" oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
·      Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami perrrikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melfliat dari sudut pandang anak serta dalam suasana seperti ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.
Anak akan merasa kebebasan psikologis apabila orang tua dan guru memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan atas perasaan-perasaannya. Kecuali pendidikan hendaknya berfungsi mengembang bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulan pengetahuan yang bersifat skolastik (yang mengenai pelajaran). Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membentuk remaja untuk dapat menentukan pilihannya yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya.